8 Hal Ini Akan Banyak Ditemukan di Bali Saat Hari Suci Galungan

: 23 Jul 2019

Dikutip dari Tribun-bali.com,

Sonora Bali 98.9 FM – Hari Suci Galungan dirayakan setiap enam bulan sekali atau 210 hari sekali, tepatnya pada hari Rabu Kliwon Wuku Dunggulan.

Pada saat itu dipercaya sebagai hari kemenangan dharma melawan adharma oleh umat Hindu.

Dalam perayaan hari yang suci ini banyak pernak-pernik atau kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Bali dalam menyambut Galungan ini.

Berikut delapan hal yang sering dijumpai saat Hari Suci Galungan.

1. Tape Ketan

Hari Suci Galungan selalu identik dengan tape ketan atau biasa disebut sebagai tape Galungan.

Seperti namanya tape ketan, tape ini memang dibuat menggunakan ketan dimana pembuatannya biasanya dilakukan saat penyekeban atau tiga hari sebelum galungan.

Selain ketan tape ini juga menggunakan ragi dalam proses permentasinya dan juga bawang putih untuk memberi aroma khas pada tape itu sendiri.

Biasanya pembuatan tape ini akan dilakukan pada suatu wadah yang dipinggirnya diisi daun pisang.

Kemudian wadah tersebut ditutup rapat dan dibuka saat penampahan Galungan yang selanjutnya digunakan sebagai sarana upakara saat Hari Suci Galungan.

Selain itu, untuk memberi warna pada tape, biasanya digunakan daun suji atau daun katuk sehingga tape tersebut berwarna hijau.

Rasa tapenya pun enak, manis, semanis senyummu…

2.  Penjor

Penjor setinggi 16 meter di kawasan Banjar Jambe, Desa Kerobokan, Kuta Utara, Selasa (25/12/2018).
Penjor setinggi 16 meter di kawasan Banjar Jambe, Desa Kerobokan, Kuta Utara, Selasa (25/12/2018). (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Penjor merupakan hal wajib yang ada saat Hari Suci Galungan.

Penjor ini merupakan lambang Bhatara Mahadewa yang berstana di Gunung Agung atau Bhatara Siwa.

Dalam membuat penjor, adapun sarananya yaitu pala bungkah atau segala jenis umbi-umbian, pala gantung segala jenis yang tergantung seperti buah-buahan, palawija atau biji-bijian, bambu, kasa putih kuning, lamak.

Penjor tersebut ditancapkan di depan pintu masuk saat penampahan sore agar esoknya saat Galungan masih dalam keadaan segar.

3. Daging Babi

Pedagang daging babi di Pasar Badung, Denpasar, Bali, Sabtu, (6/2/2016), jelang hari raya Galungan harga daging babi di pasar badung mencapai harga Rp 55 ribu per kilonya.
Pedagang daging babi di Pasar Badung, Denpasar, Bali, Sabtu, (6/2/2016), jelang hari raya Galungan harga daging babi di pasar badung mencapai harga Rp 55 ribu per kilonya. (Tribun Bali/ I Nyoman Mahayasa)

Sehari sebelum Hari Suci Galungan disebut dengan penampahan.

Saat penampahan ini, umat Hindu akan memotong hewan berupa babi walaupun ada yang memotong ayam.

Dikala memotong babi ini, secara bergotong royong mereka akan membersihkan hingga membagi daging babi yang juga bisa disebut dengan mepatung.

Nantinya daging babi ini akan diolah menjadi aneka sarana upakara dan juga hidangan seperti lawar, sate, komoh, timbungan, maupun urutan.

4. Dodol

Dodol produksi Desa Penglatan, Singaraja
Dodol produksi Desa Penglatan, Singaraja (Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)

Dodol di Bali biasanya dibuat menggunakan injin atau ketan hitam sehingga warna dodol tersebut menjadi hitam.

Akan tetapi, saat ini sudah banyak dijumpai dodol warna-warni dengan varian rasa yang juga bervariasi.

Namun yang menjadi ciri khas dodol yaitu rasanya yang manis dan kenyal.

Ketika Galungan dodol ini merupakan salah satu jenis jajanan Bali yang digunakan sebagai sarana membuat banten.

Bahkan di Buleleng saat Galungan ada dodol yang sangat sikenal yaitu dodol Penglatan yang memiliki warna dan rasa bervariasi.

Selain itu, menjelang Galungan di wilayah Tejakula, Buleleng di sepanjang jalur Singaraja-Karangasem akan ditemui banyak penjual dodol.

5. Gantungan dan lamak

Siswa terlihat asik membuatan lamak, Minggu (23/12/2018).
Siswa terlihat asik membuatan lamak, Minggu (23/12/2018). (Tribun Bali/I Putu Supartika)

Saat Hari Suci Galungan juga ada lamak dan gantungan.

Lamak dan gantungan ini dibuat dengan bahan janur dan ron (daun enau yang berwarna hijau) yang didesain sedemikian rupa lalu dijarit.

Gantungan dan lamak ini akan dipasang pada setiap pelinggih.

6. Sesajen

Seorang perempuan menghaturkan sesajen
Seorang perempuan menghaturkan sesajen (Dok Tribun Bali)

Hal yang paling wajib ada saat Hari Suci Galungan sudah pasti sesajen.

Sesajen inilah yang dihaturkan di merajan maupun pura.

Dibuat dengan menggunakan buah, jajan, diisi sampian, dan juga canang pada wadah berupa bokor maupun keben.

7. Ngejot

Sejumlah warga umat Hindu saat melaksanakan ngejot di salah satu rumah warga umat Kristen di Banjar Piling Kanginan, Desa Mengesta, Penebel, Tabanan, Bali, Selasa (28/5/2018).
Sejumlah warga umat Hindu saat melaksanakan ngejot di salah satu rumah warga umat Kristen di Banjar Piling Kanginan, Desa Mengesta, Penebel, Tabanan, Bali, Selasa (28/5/2018). (Tribun Bali / I Made Prasetia Aryawan)

Ngejot berarti memberi atau berbagi pada orang lain.

Tradisi ini biasanya dilakukan menjelang Galungan hingga pada Hari Suci Galungan.

Biasanya yang di-jot-kan berupa buah, jajan, maupun olahan daging saat penampahan.

Tradisi ini juga semakin mempererat persaudaraan.

Selain ngejot kepada sesama, di daerah Buleleng juga ada ngejot punjung ke setra saat Galungan.

Ngejot punjung ini dilakukan dengan membawa sodaan ke makam keluarga di setra.

8. Tradisi Pulang Kampung

PULANG KAMPUNG - Warga Nusa Penida tampak mulai mengantre di Pelabuhan Banjar Bias Nusa Penida, Selasa (26/6/2018). Warga ber-KTP Nusa Penida digratiskan menyebrang ke kampung halaman mereka untuk mengikuti Pilkada serentak, Rabu (27/6/2018)
PULANG KAMPUNG – Warga Nusa Penida tampak mulai mengantre di Pelabuhan Banjar Bias Nusa Penida, Selasa (26/6/2018). Warga ber-KTP Nusa Penida digratiskan menyebrang ke kampung halaman mereka untuk mengikuti Pilkada serentak, Rabu (27/6/2018) (tribun bali/eka mita suputra)

Bagi para perantau, saat Galungan jika ada bekal biasanya akan pulang kampung untuk Megalung (merayakan Galungan) bersama keluarganya.

Biasanya mereka akan pulang kampung saat penampahan Galungan.

Usai sembahyang pada Hari Suci Galungan, mereka akan melakukan silaturahmi atau berkunjung ke rumah kerabat. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul 8 Hal Ini Akan Banyak Ditemukan di Bali Saat Hari Raya Galungan, https://bali.tribunnews.com/2019/07/23/8-hal-ini-akan-banyak-ditemukan-di-bali-saat-hari-raya-galungan?page=all.
Penulis: Putu Supartika
Editor: Eviera Paramita Sandi

Kritik dan Saran

    Copyright © 2018 All Right Reserved