Kunjungi Kompas TV Dewata Dan Radio Sonora Bali, Ketua KPI Pusat Agung Suprio Ungkap Penerapan ASO Di Bali Usai Piala Dunia 2022

 

: 08 Dec 2022

Sonorabali.com – Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Agung Suprio yang didampingi oleh Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali, Agus Astapa beserta jajaran melakukan kunjungan kerja di Gedung Kompas Gramedia khususnya Kompas TV Dewata dan Radio Sonora Bali, pada Kamis (08/12/2022). Dan disambut hangat oleh Kabiro Kompas TV Dewata yang juga menjabat sebagai Station Manager  Radio Sonora Bali, C. Bambang Triyonajati.

Dalam kesempatan ini, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Agung Suprio mengatakan bahwa kunjungannya ini ke Kompas Gramedia Group adalah untuk membawa agenda terkait penyiaran baik di lingkup Nasional maupun Daerah (Bali). Kemudian, penerapan Analog Switch Off (ASO) atau migrasi dari televisi analog ke digital di Provinsi Bali setelah usai Piala Dunia 2022.

“Hari ini, saya khusus mengunjungi Kompas Gramedia Group, dalamnya ada Kompas TV, juga ada Sonora, dan ada Tribun Bali. Dan kehadiran saya kesini tentu saja, yang pertama membawa agenda terkait dengan penyiaran baik di lingkup nasional maupun daerah (Bali). Kemudian yang kedua, terkait dengan penerapan Analog Switch Off (ASO) atau migrasi dari televisi analog ke digital di Provinsi Bali yang akan di rencanakan setelah usai Piala Dunia 2022, namun untuk tanggal belum dipastikan masih definitif dikarenakan masih menunggu distribusi set up box,” ujarnya.

Lebih lanjut, Agung menyampaikan bahwa di era digital saat ini, migrasi dari televisi analog ke digital, Kompas TV mengambil bagian dan mendapatkan keuntungan terutama dari sisi rating, karena sangat dimungkinkan sebab TV menjadi lebih jernih, dan lebih jelas. “Artinya penonton akan semakin lebih nyaman dengan siaran digital,” ucapnya.

Untuk optimalisasi ASO di Indonesia hingga saat ini, Agung mengaku untuk ditingkat Nasional, memang ASO baru dilakukan di beberapa daerah Jabodetabek, Semarang, Bandung, Kepri, Batam, Tanjung Pinang, dan Yogyakarta.

“Untuk penerapan ASO, Saya melihat dua hal, yang pertama untuk tanggal 2 November lalu di Jabodetabek ternyata masyarakat sangat antusias dalam melihat siaran TV Digital. Kalau saya memakai Nilsen, semua sudah kembali normal. Jadi, biasanya kalau transisi dari analog ke digital itu berlangsung selama 3 bulan. Nah ini sebulan sudah relatif normal, normal artinya penonton yang biasa menonton TV tertentu di analog sekarangpun ke digital juga sudah dapat menonton TV dengan sama,” jelasnya.

Kemudian, untuk tahap kedua pada tanggal 2 Desember kemarin, Agung mengungkapkan memang masih ada kendala soal set top box. Dimana set up box tersebut belum banyak tersedia dipasaran.

“Namun rapat terakhir, KPI, bersama Kominfo dengan Vendor Set up box, mereka menjanjikan bahwa set up box itu akan lebih tersedia ditahap ketiga. Nah untuk tahap ketiga ini direncanakan, pada tanggal 20 Desember 2022. Bali nanti kita Lihat, karena kalau saya tanya di perusahaan set up box, minimal mereka untuk produksi memerlukan waktu 1 minggu. Harapnnya Bali, setelah Piala Dunia dan sebelum tanggal 1 Januari Bali sudah ASO. Saya yakin vendor-vendor set up box akan menyediakan set up box dengan kuota yang memadai, sehingga harga tidak mahal,” ucap Agung.

Migrasi TV analog ke digital di Bali diharapkan bisa diterapkan pada 2023, meskipun di penghujung 2022 ASO sudah dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Agung meyakini penyiaran itu dapat dinikmati secara optimal oleh masyarakat. Untuk itu, ini merupakan hal yang luar biasa untuk dunia penyiaran di Indonesia. Pemerintah, KPI, dan Lembaga Penyiaran Swasta memiliki kontribusi dalam membuat siaran digital ini dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.

 

 

Penulis : Redaksi Sonora Bali

Kritik dan Saran

    Copyright © 2018 All Right Reserved