Hasil Pencarian 7 ABK KM Multi Prima 1 yang Tenggelam di Selat Bali, Begini Kata Kepala SAR Mataram

: 26 Nov 2018

SONORABALI.com – Kapal Motor (KM) Multi Prima 1rute Surabaya-Kota Waingapu berisi 14 anak buah kapal tenggelam di sekitar perairan utara Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (22/11) sekitar pukul 18.00 Wita.

Tujuh ABK (Anak Buah Kapal) berhasil selamat, dan tujuh ABK lainnya masih dicari dan belum ditemukan.

Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Basarnas Jember Asnawi Suroso saat dihubungi dari Probolinggo, Sabtu (24/11) malam, mengatakan bahwa KM Multi Prima 1 yang berlayar dengan rute Surabaya (Jawa Timur) – Waingapu (NTT) berangkat pada Selasa (20/11).

Selain berisi 14 ABK, kapal juga membawa muatan bahan bangunan berupa paving, triplek, beton, serta pakan ternak.

“Kapal tersebut dihantam ombak di sekitar Pulau Kapongan Bali atau utara Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Kamis (22/11) pukul 18.00 WITA. Para ABK kemudian meminta bantuan SOS melalui frekuensi yang diterima oleh KM Cahaya Abadi,” kata Asnawi Suroso seperti dikutip bali.antaranews.com, Minggu (25/11).

Selang beberapa jam atau sekitar pukul 23.00 Wita pada Kamis (22/11), KM Cahaya Abadi tiba di lokasi tenggelamnya KM Multi Prima 1 dan berhasil menyelamatkan tujuh ABK yang tenggelam. Namun, tujuh ABK lainnya masih dinyatakan hilang.

Saat penyelamatan tujuh ABK KM Multi Prima 1 dalam kondisi cuaca buruk, sehingga KM Cahaya Abadi memutuskan untuk bertolak menuju ke Pelabuhan Probolinggo dengan membawa ABK yang selamat, kata Asnawi.

“Kami meminta bantuan Basarnas Mataram untuk melakukan pencarian tujuh ABK yang masih hilang di perairan utara Lombokdan meminta Basarnas Makassar untuk juga memantau pencarian korban ABK KM Multi Prima 1 yang hilang,” ujarnya.

Sebelumnya, informasi yang beredar terjadi kapal tenggelam di Selatan  Bali, padahal yang dimaksud adalah Pulau Kapongan Bali di utara Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Asnawi mengatakan, saat ini petugas medis KKP Probolinggo dan Polres Probolinggo telah menangani 7 korban tersebut.

Untuk sementara, mereka menginap di mess Stasiun Radio Pantai Probolinggo (SROP) hingga kondisi fisiknya pulih. 

“Kami hubungi pemilik kapal dan baru saja datang sore tadi pukul 19.00 WIB. Tinggal kepolisian dan syahbandar yang nanti mengurus kepentingan hukumnya,” kata Asnawi. 

Asnawi menuturkan, kapal tersebut berangkat dari Surabaya, sejak Selasa lalu (20/11). Dua hari kemudian, ombak menerjang kapal tersebut. 

Berdasarkan keterangan para korban selamat, kondisi kapalnya sendiri dalam keadaan prima dan tanpa kerusakan. Kapal tersebut juga tidak menabrak karang saat kejadian. 

“Nggak terbalik juga (posisi kapalnya). Tapi, mungkin karena kapal itu bermuatan pakan ternak dan bahan bangunan, jadi ya kapal tenggelam saja,” tuturnya. 

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Mataram (NTB), I Nyoman Sidakarya, ketika dihubungi Tribun Bali, Minggu (25/11) pagi, mengatakan bahwa hasil pencarian 7 ABK yang hilang masih nihil.

“Kami menggerakkan kapal Basarnas Mataram pada Minggu (25/11) pukul 05.00 Wita menuju TKP dan sampai saat ini kapal Basarnas belum menemukan ketujuh ABK tersebut,” kata Sidakarya.

Pihaknya menerjunkan 19 personel dari SAR Mataram yang dibantu Pol Air, TNI, SOP dan KSOP juga bekerjasama dengan syahbandar.

“Siapa tahu ada kapal yang melewati alur tersebut dan menemukan sehingga bisa melaporkan ke kami,” kata Sidakarya.

Ia menambahkan posisi tenggelam kapal tersebut di sebelah barat Pulau Kapoposan Bali atau sebelah utara Sumbawa pada koordinat 07° 32,2′ S 117° 07,6″ E.

“Sementara hanya satu kapal Basarnas yang diterjunkan karena jaraknya jauh ke dalam, kapal-kapal kecil atau perahu karet tidak bisa dilihat dari arus atau cuaca,” imbuh Sidakarya.

Ia mengatakan tidak ada informasi sebelumnya terkait tenggelamnya KM Multi Prima 1 ini.

“Saya baru dapat info pada Sabtu kemarin. Kami tak mendapat info sebelumnya dan baru tahu jam 15.00 Wita kemarin. Padahal KM Cahaya Abadi kenapa tidak ngasi info. Kami dapat info dariSurabaya kemarin,” katanya.

Pada Minggu (25/11), kondisi cuaca di lokasi tenggelamnya KM Multi Prima 1, menurut Sidakarya, sangat mendukung, cerah dan tinggi gelombang setengah sampai satu meter.(*)

Sumber : Tribun Bali

Kritik dan Saran

    Copyright © 2018 All Right Reserved