SONORABALI.com – Ketika figur publik yang memiliki banyak massa bersuara, maka dampaknya bakal menggema. Salah satu contoh kasusnya ketika diva pop Taylor Swift mengunggah konten politik di akun Instagram personalnya pada Selasa (9/10/2018) lalu.
Ia secara terang-terangan mengemukakan dukungan untuk dua politikus Demokrat asal Tennessee. Masing-masing adalah Phil Bredesen untuk masuk Senat dan Jim Cooper untuk masuk Dewan Perwakilan Rakyat.
Berkat unggahan Taylor Swift tersebut, pendaftaran pemilih (voter registration) menunjukkan peningkatan signifikan. Setidaknya begitu menurut lembaga layanan publik Vote.org.
“Kami menerima 65.000 pendaftaran dalam waktu 24 jam setelah unggahan Taylor Swift,” kata Director of Communications Vote.org, Kamari Guthrie.
Untuk memberikan konteks, selama ini jumlah pendaftaran pemilih hanya 6.000-an per hari. Artinya, unggahan Taylor Swift berdampak hampir 11 kali lipat. “Terima kasih Taylor Swift,” ujar Kamari Guthrie.
Unggahan sang diva pop dianggap tepat waktu. Pasalnya, tenggat untuk pendaftaran pemilih ditutup sesaat setelah unggahan itu tersebar di ranah maya. Namun, apa yang membuat Taylor Swift akhirnya bersuara untuk sektor politik?
Jika dilihat dari rekam jejaknya selama ini, ia tak pernah lantang menyuarakan pilihan politik.
“Ada beberapa kejadian di hidup saya selama dua tahun terakhir yang membuat saya tergerak untuk bersuara,” ia memberi penjelasan pada keterangan unggahannya di Instagram. Poin yang ia tonjolkan adalah pentingnya memilih pemimpin yang menghargai perbedaan.
Dalam hal ini bukan cuma perbedaan warna kulit semata, tetapi juga orientasi seksual, gender, dan sebagainya.
“Saya percaya bahwa rasisme yang sistemik dan masih berlaku hingga kini merupakan momok bagi kita semua,” kata dia, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Kamis (11/10/2018), dari Gizmodo.
“Saya tak bisa memilih untuk seseorang tak mau berjuang demi harga diri semua warga Amerika, tak peduli warna kulit, gender, maupun orang yang mereka cintai,” ia menambahkan.
Ia mengajak semua pengikutnya yang baru berumur 18 tahun dan pertama kali menggenggam hak pilih untuk tak menyia-nyiakan kesempatan.
Lantas, apakah pilihan Taylor Swift akan menang karena mendapat dukungan dari tokoh sebesar dia? Kita lihat saja nanti.
sumber : kompas.com