: 02 Feb 2023
Sonorabali.com – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Prevelansi stunting di Indonesia turun 2.8%. Dari 24,4 % di tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022.
Di Bali sendiri, prevelansi stunting mengalami penurunan dari 10,9% tahun 2021 menjadi 8% pada tahun 2022, dan tetap mempertahankan posisi dengan kasus stunting terendah se-Indonesia. Bali turun 2,9%.
Kendati demikian, ada 4 kabupaten yang perlu mendapatkan perhatian karena angka prevelansi stuntingnya di bawah rata rata Provinsi Bali. Yakni Kabupaten Jembrana (14,2%), Kabupaten Buleleng (11%), Kabupaten Karangasem (9,2%), dan Kabupaten Bangli (9,1%).
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Luh Gede Sukardiasih mengungkapkan, kendati sempat turun 0,1%, Jembrana menjadi kabupaten tertinggi angka kasus stunting di Bali.
“Penyebabnya salah satunya pola asuh. Pemahaman betapa pentingnya mengkomsumsi ikan. Apalagi di Jembrana sentra penghasil ikan,” kata Sukardiasih kepada awak media di kantornya, Kamis (2/2/2023)
Kendati demikian, Sukardiasih menilai komitmen pemerintah dalam menurunkan stunting di Bumi Makepung ini sudah sangat luar biasa.
Dikatakan, dari hasil audit kasus stunting, penyebab tertinggi karena pemahaman yang kurang. “Permasalahan stunting itu karena konsumsi nutrisi, dan penyakit infeksi. Kalau di Jembrana lebih banyak ke pola asuh yang salah,” ungkapnya.
Sukardiasih menambahkan, beberapa kegiatan pendukung percepatan penurunan stunting akan tetap dilaksanakan oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, bersama dengan Satgas Stunting Provinsi Bali yang telah dibentuk serta mitra kerja lintas sektor terkait.
Upaya percepatan penurunan stunting menyasar pencegahan dari hulu dengan sasaran para remaja dan calon pengantin. Sosialisasi gencar dilaksanakan mulai jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai dengan perguruan tinggi, skrining terhadap calon pengantin juga mendapatkan perhatian khusus dengan membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang akan mendampingi calon pengantin (catin) untuk melaksanakan skrining catin sebagai upaya pencegahan stunting.
“Upaya pencegahan stunting pra konsepsi juga memegang peranan penting, salah satu upaya yang dilakukan oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Bali. Yakni dengan pelaksanaan KB pascapersalinan. Dengan adanya KB pascapersalinan diharapkan Pasangan Usia Subur (PUS) lebih dapat mengatur jarak kelahiran, sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi buah hati,” pungkasnya.
Penulis : Redaksi Sonora Bali