: 18 Dec 2022
Sonorabali.com – Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas bersama dengan Kementerian Sosial telah bersinergi untuk membantu rekonstruksi bangunan hunian warga korban bencana siklon tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur pada April 2021. Proyek ini telah dikerjakan selama lima bulan terhitung sejak diturunkannya surat perintah kerja pada 3 Juni 2022.
Sedikit kilas balik terkait dengan bencana siklon tropis Seroja yang terjadi pada 5-6 April 2022. Badai seroja menyebabkan angin kencang, tanah longsor, hingga banjir bandang. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana ini mencatat 181 korban jiwa, 47 orang hilang, dan 258 orang terluka. Berbagai fasilitas umum dan bangunan pun ikut terdampak, lebih dari 66.000 rumah rusak. Masyarakat berbondong-bondong mengungsi untuk mencari tempat tinggal yang aman.
Meskipun bencana telah lama berlalu, namun dampaknya masih dapat dirasakan oleh masyarakat hingga beberapa bulan setelahnya. Tak hanya faktor ekonomi yang terdampak, masyarakat setempat juga kehilangan tempat tinggal. Sebagai wujud empati, Pembaca Kompas melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas berkomitmen untuk menyalurkan bantuan bagi masyarakat terdampak.
Bantuan yang diberikan sebesar Rp 1,5 miliar (satu miliar lima ratus juta rupiah) dialokasikan dengan pembangunan hunian konsep panggung, juga hunian konsep non-panggung. Tak sendiri, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas bekerja sama dengan CV. Surabaya Satu dalam mewujudkan hunian bagi para korban bencana.
Manajer Eksekutif Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Anung Wendyartaka menyampaikan bahwa donasi Pembaca Kompas yang disalurkan melalui YDKK merupakan wujud kepedulian sesama warga bangsa kepada saudara yang mengalami kesusahan akibat bencana yang masih tinggi. “Mudah-mudahan bantuan berupa rumah kepada warga yang rumahnya rusak akibat siklon Seroja di Kupang Timur ini dapat meringankan beban warga sehingga mereka bisa kembali meneruskan kehidupannya dengan layak,” kata Anung.
Berpusat di Kelurahan Baubau, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, proyek 8 hunian dengan masing-masing ukuran 6m x 6m oleh DKK bersama Kementerian Sosial ini diresmikan pada Sabtu (13/12/2022). Peresmian dilakukan oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas yang diwakili oleh Ketua Dewan Pengawas Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Rusdi Amral dan Ketua Dewan Pengurus Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas A. Tomy Trinugroho dan dihadiri oleh sejumlah pejabat setempat.
Risma menuturkan, ide pembangunan rumah bermula ketika dirinya bersama sejumlah perwakilan lembaga amal, termasuk Yayasan DKK, melakukan perjalanan darat dari Kota Kupang ke Kabupaten Timor Tengah Utara. Saat melintasi tempat yang terletak di sisi Jalan Timor Raya itu, mereka mendapati korban badai Seroja yang hampir satu tahun tinggal di tenda darurat.
Komposisi bangunan hunian baik panggung dan non-panggung meliputi teras depan dan belakang dengan kelengkapan tangga, ruang tengah, dua kamar tidur, kamar mandi dengan air mengalir dan closet jongkok, serta listrik PLN sebesar 900 watt.
Bersamaan dengan pembangunan proyek hunian warga, dibangun juga pusat kegiatan warga dan sarana prasana yaitu Student Learning Centre (SLC) berukuran 12m x 6m. SLC berlokasi di Desa Humusu Wini, Kecamatan Insana utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. SLC yang dibangun akan dilengkapi dengan hall terbuka, gudang, toilet, serta listrik PLN sebesar 2200 watt yang dapat dimanfaatkan sebagai pusat kegiatan warga setempat.
Harapannya bantuan yang disalurkan oleh Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas dapat memenuhi kebutuhan warga yang terdampak bencana Badai Seroja dan dapat dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Sekilas mengenai Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK)
Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) adalah lembaga filantrofi media yang didirikan oleh Jakob Oetama dan P.K Ojong (founders Kompas Gramedia). DKK bertransformasi menjadi Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas sejak 2011.
Cikal bakal DKK dimulai pada 1966 ketika Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, mengajak media massa memberikan sekaligus mengumpulkan dana dari masyarakat untuk membantu masyarakat miskin. Pemicu lainnya adalah penggalangan dana melalui dompet pembaca Harian Kompas untuk membantu korban banjir di Solo tahun 1966.
Sejak 1982, DKK tidak hanya mengumpulkan dana tetapi juga terjun langsung menyalurkan dana kepada korban bencana letusan Gunung Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat. Kegiatan mengumpulkan dan menyalurkan dana pembaca secara langsung kepada korban bencana selanjutnya menjadi pola kerja standar DKK saat terjun ke berbagai peristiwa bencana yang meliputi bencana alam, bencana akibat konflik, dan bencana kemanusiaan.
Pengumpulan dan penyaluran dana terbesar dilakukan ketika terjadi bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatera pada 2004-2005.
Selain terjun ke lokasi-lokasi bencana, DKK juga aktif menyalurkan dana bantuan pembaca untuk menanggulangi masalah kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan. Program-program besarnya antara lain operasi katarak untuk 10.000 warga tidak mampu, pembangunan sarana fisik pendidikan, pembangunan fasilitas sanitasi dan sebagainya.
Awalnya, penggalangan dana DKK melalui Dompet Kemanusiaan Kompas yang berada di bawah naungan Harian Kompas. Para relawannya meliputi wartawan dan karyawan Harian Kompas dari berbagai divisi. Pada perkembangan selanjutnya, penggalangan dana juga dilakukan oleh unit usaha lain di bawah Kompas Gramedia seperti KompasTV, Gramedia, dan Universitas Multimedia Nusantara. Para relawannya kini tidak hanya sebatas karyawan Harian Kompas tetapi juga karyawan-karyawan dari berbagai unit usaha Kompas Gramedia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Daerah (FKD).
Alamat Yayasan DKK – Gedung Kompas Gramedia, Unit 2 Lantai 3, Jl. Palmerah Selatan No. 22-28, Jakarta 10270. Telp. 021-5364415.
Penulis : Redaksi Sonora Bali