SONORABALI.com – Instagram mungkin menjadi aplikasi media sosial paling trendi saat ini. Platform media sosial ini digunakan untuk segala keperluan, mulai dari berbagi foto hingga bisnis. Sudah banyak studi atau tulisan mengenai dampak penggunan media sosial yang berlebihan terhadap kesehatan mental.
Tetapi, tetap saja kita tak bisa berhenti mengamati feed dan insta story setiap saat. Dr Sarah Vohra, psikiater konsultan dari NHS menjelaskan ia memang belum bisa mendiagnosis seseorang yang mengalami kecanduan media sosial, namun ia meyakini kejadian tersebut nyata.
“Hal ini sama seperti seseorang yang kecanduan alkohol, mereka akan terus mencarinya meskipun tahu alkohol merusak kesehatan,” kata dia.
Begitu pula dengan mereka yang mengalami kecanduan media sosial, akan selalu tak betah berlama-lama jauh dari ponselnya. Bahkan ponsel menjadi barang pertama yang dicari ketika bangun tidur meskipun mungkin mereka tahu bahwa penggunaan yang terlalu sering bisa berdampak pada kesehatan.
Setidaknya ada lima tanda perilaku ber-Instagram kita sudah tidak sehat.
1. Mengunggah Instagram Story di awal bangun pagi
Ketika kamu mengakses Instagram dalam waktu cukup lama pada waktu yang seharusnya digunakan untuk tidur, maka itu adalah salah satu tanda media sosial sudah merusak rutinitas harianmu.
2. Mengedit wajah sehingga jauh berbeda dari aslinya
Ketika mengunggah sesuatu ke media sosial, terkadang kita menggunakan filter untuk memperbaiki tampilan foto. Namun, ketika foto wajah kita diedit terlalu berbeda dari wajah asli, hal itu bisa merefleksikan masalah kepercayaan diri.
3. Gangguan tidur
Apakah komentar orang-orang di media sosial mengganggu perasaanmu? Atau kamu menyadari mulai sulit berkonsentrasi ketika bekerja? Berselancar di media sosial hingga larut malam bisa mengganggu rutinitas tidurmu.
Jika itu terjadi, maka ada kemungkinan kamu sudah mengarah pada kecanduan. Baca juga: Sempurna ala Media Sosial dan Rasa Iri yang Lahirkan Tekanan Psikologi
4. Bosan ketika tak memegang ponsel
Interaksi di Instagram, baik melihat keseharian orang lain ataupun mengunggah keseharian diri sendiri, bisa saja bedampak pada interaksi seseorang di dunia nyata. Jika kamu merasa mati gaya dan bosan ketika tak sedang memegang ponsel, cobalah untuk “lepas” sejenak.
5. Memantau “likes”
Mereka yang sudah mengarah pada kecanduan Instagram akan sangat memerhatikan jumlah “likes” atau feedback yang diberikan pada unggahan mereka. Unggahan pada Instagram dianggap sebagai validasi akan kepercayaan diri, sehingga mereka khawatir ketika tak mendapatkan jumlah “likes” yang cukup banyak.
Mengatasi kecanduan Beberapa selebriti memutuskan untuk menutup akun media sosialnya karena merasa hidupnya terdistraksi. Mereka juga tidak tahan dengan komentar negatif yang sering dilontarkan netizen di akunnya.
Ketika kamu mengidentifikasi satu atau dua tanda tersebut, maka ada baiknya jika kamu mulai mengubah kebiasaan.
Walau tidak harus drastis menutup akun, tetapi simak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecanduan media sosial.
1. Lakukan sebaliknya
Cobalah mengurangi waktu berponsel (screen time). Misalnya mulai dari 30 hingga 60 menit tanpa sama sekali melihat ponsel. “Lakukan kegiatan lain untuk mengganti waktu berselancar di media sosial, seperti olahraga atau memasak,” kata Vohra.
2. Tinggalkan ponsel sebelum tidur
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Pittsburgh pada 2017 menemukan, mengakses media sosial 30 menit sebelum tidur mengakibatkan buruknya kualitas tidur. Jadi, cobalah untuk berhenti menggunakannya sebelum tidur.
3. Atur waktu online
Aturlah waktu untuk mengakses Instagram dan tentukan batas waktu maksimal. Termasuk waktu mengangkat telepon dan memantau lini masa, jika perlu.
“Penelitian menunjukkan, mood akan menurun jika waktu online kita panjang dan tidak diatur. Hal ini akan membuat kita merasa frustrasi, kesepian dan depresi,” kata psikolog klinis Dr. Jessamy Hibberd.
Penggunaan Instagram secara berlebihan memang bisa mengganggu kesehatan. Namun, bukan berarti kamu mutlak harus meninggalkannya.
Penggunaan secara wajar dan positif juga bisa memberi dampak yang baik.
sumber : kompas.com