: 19 Dec 2024
Sonorabali.com – Bagi umat Kristiani, Natal menjadi perayaan yang tak hanya tentang kebahagiaan dan kebersamaan, tetapi juga menjadi refleksi tentang bagaimana manusia menghidupkan nilai berbagi.
RD.Dr.Dominikus Gusti Bagus Kusumawanta pastor Paroki Sanmari yang akrab disapa Romo Wanta mengatakan bahwa telah menyiapkan perayaan natal di Paroki Sanmari Gianyar sejak bulan oktober 2024 dengan membentuk panitia. Panitia ini terdiri dari Dewan Pastoral Paroki, dan lingkungan yang ditunjuk.
(foto. RD.Dr.Dominikus Gusti Bagus Kusumawanta pastor Paroki Sanmari yang akrab disapa Romo Wanta)
“Persiapan ini dilakukan jauh hari karena membutuhkan waktu persiapan yang baik dan matang supaya seluruh acara hari raya Natal dan Tahun Baru dapat berjalan dengan baik. Persiapan kami yang pertama adalah membentuk kepanitiaan dengan seksi-seksinya, yang kedua membuat proposal, latarbelakang, tujuan, tema dari perayaan Natal, kemudian anggaran karena dibutuhkan dana yang cukup untuk seluruh kegiatan,” ujarnya saat ditemui di Paroki St. Maria Ratu Rosari, Rabu (18/12/2024).
Lebih lanjut, Romo Wanta menyampaikan bahwa dalam perayaan Natal yang paling pokok dan penting adalah Liturgi. Dalam sebuah peribadatan, dibutuhkan liturgi sebagai panduan yang berisi alur ibadah dari tema, pembukaan, khotbah, lagu-lagu, hingga doa penutup dan berkat.
“Maka dari itu dibutuhkan persiapan yang panjang, seperti misalnya petugas-petugas, pelayan-pelayan dalam ibadah itu siapa, latihan-latihan, kur, petugas dan pelayan liturgi, juga jadwal dari ibadah atau perayaan iman itu. karena itu, liturgi menjadi pusat dari seluruh perayaan ini karena melibatkan banyak pihak,” jelas Romo Wanta.
Tema perayaan Natal 2024, “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem”. Tema ini dipilih sebagai ajakan bagi umat Kristiani untuk merenungkan arti kehadiran Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, kembali ke Betlehem bukan hanya sekedar sebuah perjalanan fisik tetapi juga simbolik yang mengajak umat untuk menyelami nilai-nilai kasih, damai, dan keadilan yang realitasnya sering kali terabaikan dalam kehidupan modern.
Tema ini mengajak umat untuk memancarkan kasih dan damai dalam kehidupan sehari-hari. Natal tidak hanya menjadi waktu untuk merayakan, tetapi juga untuk menjalani aksi nyata dalam berbagi dan menyebarkan kasih kepada sesama. Umat diharapkan dapat merenungkan kembali sikap saling mendukung dan menjalin hubungan yang harmonis dalam masyarakat.
“Tema ini diangkat dari ajakan Paus Fransiskus untuk menumbuhkan semangat kepedulian sosial dan ekologis, sesuai dengan tantangan zaman yang dihadapi oleh masyarakat saat ini. Melalui refleksi di Betlehem, umat diajak untuk mengingat kembali esensi Natal yang berakar pada empati dan berbagi,” terangnya.
Pada kesempatan ini, Romo Wanta juga menyampaikan bahwa Gianyar sebagai kota wisata dan kota seni yang dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun asing yang akan merayakan natal telah membentuk satgas dalam mengatur dan menjaga keamanan.
“Karena Gianyar ini, adalah kota Wisata, Kota Seni, yang sering kali didatangi oleh berbagai wisatawan domestik maupun asing yang akan merayakan hari Raya Natal, karena itu kami membentuk satgas untuk keamanan bersama dengan TNI, Polri, dan Pecalang bahkan Banser dari NU serta di bantu satgas internal dari gereja untuk membantu apabila terjadi kepadatan umat yang datang untuk ibadah,” ucapnya.
Jadwal Ibadah saat Malam Natal, Selasa 24 Desember 2024 di Paroki Santa Maria Ratu Rosari Gianyar dilakukan pada Pukul 17:00 Wita dan Pukul 20:00 Wita. Kemudian, pada saat Hari raya Natal, Rabu 25 Desember 2024 peribadatan dilakukan pada Pukul 08:00 Wita dan Pukul 18:30 Wita.
Tentang Paroki Santa Maria Ratu Rosari Gianyar
Paroki St. Maria Ratu Rosari beralamat di Jl. Mulawarman No. 92 A Kabupaten Gianyar. Mengenai ornament yang terletak tepat di depan gereja, berisikan 40 malaikat bersama Bunda Maria dan Rosario-Nya yang melambangkan ajakan untuk terus berdoa rosario. Dan ornamen 40 malaikat melambangkan simbol 40 tahun perjalanan Bangsa Israel menuju tanah terjanji, 40 hari Yesus berpuasa, dan 40 hari setelah kebangkitan Tuhan Yesus naik ke surga.
Di gereja Paroki St. Maria Ratu Rosari ini memiliki 3 patung Bunda Maria, salah satunya sebesar 4,5 meter terletak di atap lantai dua gereja. Kemudian patung kedua terdapat pada ornament di depan gereja, dan yang terakhir didalam gereja tepat di sebelah kanan Altar.
Kemudian bentuk gereja yang menjulang ke atas, seperti orang yang mengatupkan tangan ke atas untuk berdoa, dengan maksud memuji dan memuliakan Allah.
Penulis : Gede Mariana/ Redaksi Sonora Bali