: 16 Oct 2022
Sonorabali.com – Indonesia merupakan negara megabiodiversitas yang kaya akan keanekaragaman hayati termasuk florikultura atau tanaman hias. Potensi besar tersebut harus lebih dioptimalkan demi kesejahteraan masyarakat maupun dari sisi konservasinya. Dibutuhkan inovasi dan kerja sama para pihak, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, maupun kalangan ilmuwan untuk mendorong sektor usaha tanaman hias berkembang dan berkelanjutan. Demikian kesimpulan konferensi bertema “Keberlanjutan Keanekaragaman Hayati Indonesia dalam Usaha Tanaman Hias” di Hall A Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Sabtu (15/10).
Webinar yang merupakan rangkaian Floriculture Indonesia International (FLOII) Convex 2022 ini menghadirkan narasumber Dr M Lutfhul Hakim selaku Koordinator Pendaftaran Varietas Tanaman – Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian; Inge Yangesa S Hut LLM selaku Analisis Kebijakan Ahli Muda Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Puji Lestari Ph.d selaku Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan – Badan Riset dan Inovasi Nasional; Handry Chuhairy selaku Penggemar Tanaman Hias Indonesia dan Pendiri Han Garden; serta Edhi Sandra selaku Praktisi Tissue Culture dan Pendiri Esha Flora. Adapun moderator yaitu Ketua Umum Perhimpunan Florikulturan Indonesia (PFI) Rosy Nur Apriyanti.
Menurut Puji Lestari, volume dan nilai ekspor tanaman hias Indonesia masih tertinggal jauh dari negara Asia Tenggara lainnya, bahkan hanya berkontribusi sebesar 0,08% dari total nilai perdagangan tanaman hias di pasar global. Terdapat sejumlah tantangan yang perlu dijawab demi meningkatkan perdagangan florikultura dari Tanah Air. Di antaranya adalah kompetensi SDM di sektor tanaman hias masih minim, tidak adanya vokasi di sektor ini, investasi benih serta kurangnya permodalan pengusaha, dan belum tersedianya sistem informasi yang terintegrasi antara produksi dan kebutuhan pasar.
Puji menambahkan, diperlukan inovasi dalam industri tanaman hias sehingga ke depannya para pelaku usaha dapat meningkatkan daya saing di pasar global. Ia mencontohkan, inovasi teknologi dalam florikultura dapat menunjang produktivitas benih dan tanaman serta memunculkan varietas unggul. Hingga kini, terdapat 300 varietas yang telah dilepas yang berasal dari sejumlah spesies seperti bunga krisan dan anggrek. “Inovasi menghasilkan nilai tambah dan pengembangan produk. Inovasi adalah komponen kunci dari modernisasi florikultura,” ujarnya.
M Luthful Hakim menuturkan, pendaftaran plasma nutfah merupakan bagian dari upaya perlindungan pemerintah dalam pengelolaan keanekaragaman hayati di Tanah Air. Berdasarkan suatu penelitian, terdapat 12.237 plasma nutfah tanaman lokal Indonesia. Namun hingga kini, baru sekitar 1.999 yang terdaftar dan 1.786 dilepas perizinannya oleh Kementerian Pertanian, atau masih terbilang rendah. “Jangan sampai kekayaan alam yang dimiliki yang kemudian diekspor, lalu kita abai akan pendaftarannya dan di kemudian hari justru diklaim negara lain sebagai produk asli mereka,”
kata Luthful.
Handry Chuhairy menambahkan, sejumlah kiat dapat dilakukan pelaku usaha tanaman hias agar usahanya bisa menembus pasar domestik maupun ekspor. Pertama, pengusaha harus dapat menemukan passion atau pola kesukaan akan suatu varietas tanaman hias, serta perlu memahami segmen yang akan dituju. Kedua, pelaku usaha juga mesti memantapkan posisinya dalam usaha, misalnya menjadi petani bibit, petani tanaman siap jual, ataukah menjadi distributor. “Masyarakat harus tahu akan kesukaan atau passion terhadap tanaman hias itu sendiri. Hal ini karena berkaitan dengan benda hidup, sehingga perlu pemahaman akan karakternya,” kata Handry.
Tanaman Hias Memiliki Potensial Bisnis Ekspor Impor
Dalam kunjungannya ke lokasi pameran di hari kedua, Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Teten Masduki menyatakan, perkembangan industri tanaman hias belakangan ini sudah cukup menggairahkan baik di pasar domestik maupun pasar global. Namun, perlu waktu dan dukungan berbagai pihak dalam membangun ekosistem sehingga ke depan pengusaha asal Indonesia bisa meningkatkan daya saingnya. Salah satunya, kehadiran platform digital untuk mengakselerasi koneksi antara petani dengan pembelinya.
“Acaranya keren banget. Saya rasa dari kurasinya bagus. Saya melihat dalam FLOII Convex 2022 ini banyak varietas baru hasil silangan-silangan yang menurut saya luar biasa. Bahkan, saya bisa mengatakan kita sudah di atas Thailand dan tinggal bagaimana cara komersialisasinya. Kita harus leading, baik dari segi volume, maupun varietasnya. Tanaman hias ini yang paling banyak membuka peluang bagi usaha keluarga ataupun perorangan, dan butuh agregatornya misalnya untuk mendorong masuk ke dalam negeri maupun ke luar,” ujar Teten.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, ekspor tanaman florikultura terus meningkat signifikan pada periode 2020-2022. Pada Januari-Juli periode 2020-2022, jumlah ekspor tahunn 2020 di angka 2,980 juta kilogram. Kemudian, pada 2021 naik menjadi 3,414 juta kilogram dan pada 2022 terus tumbuh hingga menjadi 4,468 juta kilogram. Dalam kurun Januari-Juli 2022, nilai ekspor tanaman hias asal Indonesia sudah mencapai Rp 1,3 triliun. Beberapa negara tujuan utama ekspor tanaman hias Indonesia adalah Amerika Serikat, Eropa, Uni Emirat Arab, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.
Lelang Tanaman Hias Mulai Dari 100 Juta Rupiah
Tak hanya konferensi, di hari kedua ini penyelenggaraan FLOII tahun ini juga diramaikan oleh lelang sejumlah jenis tanaman hias langka. Salah satunya adalah lelang tanaman dari keluarga Anthurium dengan harga penawaran Rp 135 juta. Ada pula tanaman jenis lain yang dibuka angka penawarannya pada Rp 100 juta. Koleksi tanaman langka ini menambah keunikan dari ragam tanaman hias yang dihadirkan di FLOII.
Selama penyelenggaraan, FLOII Convex 2022 yang bertempat di Hall A JCC ini dibuka mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB. Tak hanya pameran, pengunjung juga bisa mengikuti konferensi, kontes tanaman, kontes fotografi, hingga kegiatan sosial. Tentu saja ajang ini sekaligus mempertemukan pembeli dengan penjual tanaman hias secara langsung. Pengunjung yang hadir juga berkesempatan mendapatkan banyak hadiah dengan mengikuti kontes sosial media dan undian tiket. Pengunjung yang hadir dapat mengikuti Kontes Plant Photo dengan membuat konten tanaman yang ada pada kegiatan exhibition FLOII. Pemenang dengan jumlah like terbanyak bisa mendapatkan hadiah uang tunai. Undian juga dilakukan kepada pemenang yang beruntung yang bisa mendapatkan tanaman hias dari FLOII.
Untuk tiket masuk, pengunjung bisa memperolehnya melalui platform PosPay atau melalui website floii-convex.com. Pengunjung dapat membeli tiket seharga Rp 20.000.
Penulis : Redaksi Sonora Bali