Indosat Connex Webinar Series 3, Tingkatkan Kepercayaan Pelanggan Di Industri Jasa Keuangan dengan Solusi Digital yang Aman dan Andal

 

 

: 25 Aug 2022

Sonorabali.com – Di tengah maraknya kehadiran layanan keuangan digital, lembaga finansial nyatanya masih punya banyak PR yang harus diselesaikan, seperti infrastruktur TI yang belum maksimal dalam mendukung operasional bisnis hingga keamanan data digital yang rentan akan serangan siber.

Untuk menjawab tantangan tersebut, dibutuhkan solusi yang mampu mendukung kelancaran operasional bisnis dan mempermudah lembaga keuangan dalam meraih loyalitas pelanggannya, memahami pola konsumsi pelanggan, Infrastruktur digital penunjang beban kerja yang dinamis, Mesin perbankan pintar dengan keamanan berlapis dan Sistem berkapasitas besar yang mampu menyimpan data bisnis.

Indosat Connex Webinar Series kali ini, diselenggarakan secara Online maupun offline. Digelarnya secara Offline, berlangsung di The Anvaya Beach Resort, Kamis (25/8/2022). Mengusung tema “Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan di Industri Jasa Keuangan dengan Solusi Digital yang Aman dan Andal” bertujuan untuk menjawab tantangan yang sedang dihadapi oleh industri jasa keuangan Indonesia serta literasi mengenai keamanan dan perlindungan industri jasa keuangan digital.

Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Bayu Hanantasena dalam keynote speech mengatakan bahwa Ini adalah acara Connex Series yang ke -3. “Saya ucapkan selamat bergabung untuk semua yang join melaluin online, sekali lagi saya sangat senang dan gembira bisa menyambut hadirin yang hadir langsung didalam acara Indosat Business Connex Webinar Series Ke-3 Tahun 2022 hari ini yang akan membahas permasalahan dan solusi seputar industri financial,” ucapnya.

Bayu lebih lanjut menegaskan bahwa Ini adalah kali ketiga Indosat Business mengelar Connex. Setelah sebelumnya pertama membahas industri Manufaktur, kemudian yang kedua membahas tentang Industri Pertambangan dan Migas. Industri financial mengalami perubahan yang cukup signifikan selama pandemi kemarin. “Berbagai kebijakan pemerintahan dan lembaga selama masa pandemi berlangsung telah banyak menurunkan perilaku konsumen maupun penurunan aktivitas ekonomi yang juga telah memperlambat pertumbuhan kredit. Dan saat ini sudah kita lihat recovery nya, khususnya Bali. Apabila bapak/ibu yang datang dari luar bali, sekarang sudah mulai terlihat kemacetan atau klau sudah macet, itu berarti sudah adanya pergerakan ekonomi,” jelasnya.

Selain itu, diungkapkan juga bahwa saat ini industri perbankan terus berinovasi untuk memberikan layanan yang terbaik bagi nasabahnya maupun pelanggannya baik untuk menjangkau, memproses transaksi yang dilakukan maupun aktivitas keuangan lainnya sehingga pada akhirnya dapat menolong pertumbuhan ekonomi. Namun demikian kita ketahui, disamping kemudahan, ada tantangan yakni peningkatan kejahatan Cyber. Dimana banyak kali kita melihat kejadian-kejadian yang merugikan konsumen sebagai dampak kemajuan digitalisasi ini.

“Nah ini tentunya menjadi perhatian kita semua, jadi bagaimana kita bisa mengadopsi teknologi maupun proses bisnis yang relevan untuk bisa memastikan transaksi yang dilakukan oleh pelanggan kita, baik itu industri perbankan maupun keuangan yang lain dapat dilakukan dengan aman,” ujar Bayu.

Dalam kesempatan ini, Bayu juga menyampaikan bahwa berdasarkan data dari Global Data Technology 2020, ada beberapa biaya tertinggi disegmen layanan financial digunakan untuk menyediakan layanan IT, maupun koneksi data. Akan tetapi disisi lain ada penurunan biaya disisi lainnya. Untuk itu, Indosat business telah hadir dengan sejumlah solusi ICT (Information Communication & Technology) yang tepat untuk industri financial, baik layanan konektivitas, solusi data center, big data analytics, security operation center, SD-WAN, unified communications, hingga layanan chatbot yang mendukung pengalaman nasabah yang baik dan terjamin keamanannya.

“Kami siap untuk menjadi Mitra, dan kita bisa bersama-sama berkolaborasi untuk meningkatan keamanan maupun kemudahan. Dan saya yakin sekali berkolaborasi dari seluruh stakeholder di industri keuangan ini, maupun juga penyedia layanan teknologi sangat penting, sehingga mampu menciptakan ekosistem keuangan digital yang mengutamakan keamanan, kemudahan dan perlindungan konsumen,” tutupnya.

Sementara itu, Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi & Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari D. Mengatakan Pandemi Covid-19 telah mempercepat proses transformasi digital. Untuk bertahan hidup, setiap bisnis “terpaksa” memanfaatkan teknologi digital. Industri jasa keuangan saat ini melakukan transformasi proses bisnisnya dengan memanfaatkan teknologi dan meningkatkan kualitas SDM nya menjadi SDM “melek” digital. Pemberian layanan kepada konsumen dilakukan melalui platform digital dan pengembangan produk digital menjadi tantangan sendiri bagi industri jasa keuangan untuk tetap bertahan. Di sisi lain konsumen/masyarakat di sektor jasa keuangan juga harus memahami mengenai produk dan layanan digital yang ditawarkan oleh industri jasa keuangan.

Tingkat literasi keuangan digital Indonesia baru mencapai 35,5 %, sedangkan jumlah masyarakat yang pernah menggunakan layanan digital baru mencapai 31,26%. Ini menunjukkan bahwa banyak pengguna produk keuangan di Indonesia yang belum tahu dan terampil menggunakan produk keuangan secara efektif. Hal ini menjadikan tantangan bagi OJK untuk mampu mengedukasi masyarakat mengenai produk dan layanan digital di sektor jasa keuangan dan memberikan pelayanan perlindungan konsumen dengan memanfaatkan teknologi digital. Tidak hanya regulator, namun para pelaku industri memiliki andil dalam meningkatkan pelayanan, literasi kuangan serta akses keuangan kepada masyarakat dengan memanfaatkan teknologi digital.

“Saat ini, literasi digital masyarakat kita masih sangat rendah. Kita melihat bagaimana orang dengan sukarela dengan mudahnya kemudian memberikan informasi data pribadinya kepada pihak-pihak lain yang tentu saja Ini berpotensi kerawanan untuk menjadi korban penipuan yang sangat sering kita dengar terjadi di masyarakat kita saat ini. Segala upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam menggunakan produk keuangan di era digital ini harus kita lakukan dan upayakan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Frederica menyampaikan bahwa OJK bersama para stakeholder lainnya akan terus berupaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat di era digitalisasi ini. “Ada beberapa hal yang kita lakukan yakni, kita akan terus menerus melakukan edukasi keuangan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan seluruh wilayah indonesia, kami juga memperluas akses kepada masyarakat terhadap informasi keuangan melalui metode pembelajaran yang sistematis, interaktif, dapat dilakukan oleh siapapun, dimanapun selama mereka tersambung dengan koneksi internet,” terangnya.

“Kami juga akan terus menerus mengkampanyekan dan terus melakukan pengawasan terhadap penerapan prinsip prinsip perlindungan konsumen. Kami yakin perlindungan konsumen merupakan salah satu pondasi dasar dalam menjaga kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, kebijakan pengawasan perlindungan konsumen salah satu prioritas dari OJK,” tambahnya.

Pada acara ini, menghadirkan narasumber yang berkompeten dibidangnya mengenai industri keuangan digital yakni, Wani Sabu – Executive Vice President Center of Digital BCA & Ketua Komite Kerja Cyber Security Perbanas, Triyono Gani – Kepala Eksekutif Group Inovasi Keuangan Digital OJK, Mayank Srivastava – Interim President Director BDx Indonesia, Linggajaya Budiman, SVP Head of Marketing & Channel Management Indosat Ooredoo Hutchison dan Pulkit Khanna – SVP Head of Data Analytics Indosat Ooredoo Hutchison.

 

 

 

Penulis : Redaksi Sonora Bali

Kritik dan Saran

    Copyright © 2018 All Right Reserved